Hehehe.. ini materi laporan ojt aku kemaren,, aku share di sini aja semoga bermanfaat.. (^-^)
INSTRUMENT LANDING SYSTEM
1.
Teori Dasar Instrument Landing System.
ILS
digunakan untuk memandu pesawat agar dapat mendarat dengan aman pada saat cuaca
buruk, jarak pandang minimum, night flying
maupun instrument approach pada saat
kondisi cuaca Instrument Meteorological
Condition (IMC) dengan Instrument
Flight Rules (IFR) .
III. 1. 1.Equipment
Ground Transmitter
Secara garis
besar ILS transmitter (Tx) terdiri dari:
1. Horizontal Directional Reference yang
disebut Runway Localizer
2. Vertical Directional Reference yang
disebut Glide Slope
3.
Marker
Beacon Transmitter
1.
LOCALIZER
TRANSMITTER
Localizer
signal dihasilkan oleh runway
localizer transmitter yang dipasang pada jarak +
1000 ft dari ujung landasan dan beroperasi pada VHF Band 108.00 – 112.00 MHz, dimana Tx pada Odd tenths step
(ganjil) dan Receiver (Rx) pada event tenths step (genap). Loc Tx
terdiri dari dua buah radio frekuensi (RF) Transmiter
dan delapan buah Loop Antena.
Kedua
RF Tx itu akan memancarkan dua radio signal
yang berbeda secara horizontal radiation
pattern yaitu signal Loc path
sebelah kanan akan di modulasi dengan 150 Hz yang disebut blue sector sedangkan signal
Loc path sebelah kiri akan di modulasi dengan 90 Hz yang disebut yellow sector, dimana keduanya akan
menghasilkan radio course yang
sejajar dengan runway center line,
jadi pada saat pesawat berada pada ON
Course Signal maka Loc Rx pada
pesawat akan menerima sinyal sekaligus yang terdiri dari dua macam modulasi
yaitu 150 Hz dan 90 Hz Modulations.Output receiver nya
berupa vertical needle pada instrument.
Contoh:
Jika pesawat pada saat approach terbang terlalu kekanan dari Loc Center Line, maka 150 Hz Signal akan lebih dominan dan Vertical neddle akan bergerak kekiri dan
pilot harus mengarahkan pesawat kekiri hingga vertical neddle berada pada center
line Loc beam. Begitu juga sebaliknya.
2.
GLIDE
SLOPE TRANSMITTER
Glide
slope signal dihasilkan oleh glide slope
transmitter yang dipasang disamping runway
+ 400 ft dan mengarahkan pesawat
ke touchdown point pada Threashold Target Speed (TTS) yang
biasanya 15% dari panjang landasan di ukur dari approach end of runway. Glide
Slope Tx beroperasi pada UHF Band
328.6 – 335.4 MHz yang terdiri dari dua buah RF yang berbeda secara vertical radiation patern yaitu signal glide
slope yang berada diatas glide path
akan di modulasi dengan 90 Hz dan signal dibawah glide path akan dimodulasi dengan 150 Hz.Output receiver nya berupa horizontal
needle pada instrument.
Contoh:
Jika pada saat approach pesawat terbang terlalu
rendah / dibawah glide path maka 150
kHz sinyal akan lebih dominan dan horizontal
neddle akan bergerak keatas dari center
line yang berarti pesawat kurang baik dan pilot harus mengurangi rate of descend sehingga neddle center line atau berada tepat
ditengah-tengah garis.
3.
MARKER
BEACON
Suara dan lampu digunakan bersamaan dengan ILS yang
berguna untuk memberikan peringatan kepada pilot jarak pesawat terhadap landasan
yang berupa.
TECHNICAL DATA MARKER BEACON
Outer Midle Inner
Distance
to R/W Threshold 10
Km 1 Km 75 Mtr
Modulation
400 Hz 1300
Hz 3000 Hz
Morse
Code
-- 2dashes/sec
.-.- .......6 dashes/sec
Light
Code Blue/Purple Amber White
Carrier
Frekwensi : 75 MHz
Transmitter
Power : 100 Watt
Beam : Fan Shapped Vertical
AIRWAYS
MARKER : Transmitt 300 Hz continously
is located at airways crossing
III.
1.2
AIRBORNE /RECEIVER EQUIPMENT
Secara garis besar airborne eqipment terdiri dari:
1. VHF
Localizer Antena and Receiver
2. UHF Glide Path Antena and Receiver
3. 75
MHz Cabling Beacon Antena and Receiver
4. Aerial
Cabling Power Supplies
5. Marker
Beacon Light Panel
6. ILS
Display (indicator)
1.
LOCALIZER
Digunakan
agar pilot dapat menjaga Track yang
merupakan runway centerline. (lihat gambar) Lock
Tx signal diterima oleh VHF antena dan diteruskan ke receiver, output dari receiver dirubah dalam AM detector. Detector memisahkan dua sinyal yaitu 90 Hz dan 150 Hz dari crier wave, kedua sinyal ini dipisahkan
dengan menggunakan dua filter (90 Hz dan 150 Hz) kemudian diarahkan oleh diode dan Rectified voltage mengukur secara
silang R1 dan R2 banyaknya tegangan pada filter
output. Perbedaan tegangan antara titik A dan B akan menyebabkan Vertical needle bergerak kekiri atau
kekanan sesuai dengan besarnya perbedaan tegangan tersebut.
Contoh :
Jika pesawat approach tepat pada lock
center line , maka 90 Hz dan 150 HZ sinyal akan diterima sama kuatnya
sehingga tegangan pada R1 dan R2 sama (tidak ada perbedaan tegangan pada titik
A dan titik B) CDI Center. Bila
pesawat terbang terlalu kiri dari loc
center line, maka signal 90 Hz akan lebih kuat sehingga tegangan output pada R1 lebih tinggi dan A lebih
posistif dari B, arus mengalir dari A ke B maka CDI Deflek kekanan dari center line. Begitu juga sebalik nya.
2.
GLIDE
SLOPE
Digunakan agar pilot terbang tidak
terlalu tinggi atau terlalu rendah pada saat approach to landing ( sebagai vertical
guidance). Pada prinsip nya cara kerja Glide
Slope sama dengan Localizer hanya
saja menggunakan frekewensi UHF dan yang bergerak adalah horizontal neddle nya.
Jika Loc Rx di tune pada suatu frekwensi glide slope Rx secara ototmatis akan tuned
pada chanel pasangannya dari Loc frekwensi.
1.
MARKER
BEACON
Marker beacon Rx adalah diset pada
frekwensi yang tetap yaitu 75 MHz pada semua marker beacon Tx dan tidak
mempunyai external frekwensi. (lihat
gambar) AM detector output pada receiver dihubungkan pada tiga filter yaitu 400
Hz, 1300 Hz dan 3000 Hz . jika pesawat melewati outer marker maka blue light
akan berkedip 2x / sec (- -), Jika midle
marker terlewati maka amber light akan berkedip 2x/sec (._._) dan jika inner Marker terlewati white light akan
berkedip 6x /sec (. . . . . . ) kemudian jika air ways marker terlewati maka white light akan menyala, intensitas
lampu tergantung dari altitude nya
sedang lama nya menyala/ berkedip tergantung dari kecepatan pesawat itu dan ketinggian nya terhadap beacon Tx .
Sensitive
high/Low swicth digunakan untuk memilih sensitivitas dari penerimaan beacon light, jika diset pada hight maka lampu akan menyala walaupun
penerima signal di antena lemah, biasanya digunakan untuk mendeteksi airways
marker selama terbang jelajah ( cruise) sampai altitude + 50.000 Ft dengan single morse code , Posisi low biasa nya digunakan selama ILS approach. Audio output dari receiver
juga dihubungkan dengan AUDIO SELECTOR
PANEL.
2. DEVIATION DETECTOR AND FLAG CIRCUIT
Flagh/bendera
yang berada di indicator digunakan
untuk memberitahukan kepada pilot bahwa tidak ada signal masuk atau terjadi
kerusakan pada sistim pada baik Rx
ataupun tidak ada power pada sistim
dengan tanda bendera atau OFF. (lihat gambar) jika 90 Hz dan 150 Hz diterima
dengan baik maka flag tidak akan
tampil karena tegangan yang keluar filter
output akan melalui 1a dan 1b akan menuju flag
coil
dan menahan flag di dalam sedangkan penerimaan sedang lemah atau terjadi malfungtion maka pada flag coil tidak ada/lemah kemagnetannya
sehingga flag tertarik keluar oleh spring.
3. CATATAN
A.
ILS CATAGORY (Facility Performance
Catagories)
-
CAT 1 : Akurasi 200 ft diatas ILS
Reference Point
-
CAT 2 : Akurasi 50 ft diatas ILS
Reference Point
-
CAT 3 : Akurasi sampai dilandasan
Pada CAT Inner marker dijadikan sebagai Decision Point untuk Missed Approach.
B.
Cara menghitung Rate Of Descend terhadap
speed dan Glide path.
Speed = ground
speed.
30 Glide Path = Normaly
60 kts = 1nm /
min x 300 = 300 ft / min
120 kts = 2nm /
min x 300 = 600 ft / min
150 kts = 2.5 nm
/ min x 300 = 750 ft /min
3 1/20 Glide Path
60 kts = 1nm /
min x 350 = 350 ft / min
120 kts = 2 nm /
min x 350 = 700 ft / min
150 kts = 2.5 nm
/ min x 350 = 875 ft / min
III. 1. 3. Cara Mendarat Dengan ILS
Terdapat
dua hal yang harus diperhatikan penerbang pada saat mendaratkan pesawat nya
yaitu aligment atau kelurusan pesawat dengan garis tengah landasan. Slope yang
terdiri dari glide path (garis lucur)
dan glide slope (sudut luncur). Kelurusan pesawat dengan garis tengah landasan
bias diperoleh dengan membuat garis imajiner yang merupakan perpanjangan garis
tengah landasan. Glide path merupakan
sebuah garis yang ditarik dari ujung landasan yang membentuk sudut (glide
slope) antara 2-40 terhadap garis center line.
ILS
merupakan alat bantu pendaratan yang fungsi nya sebagai alat bantu presisi yang
digunakan untuk memandu pesawat agar dapat mendarat dengan aman dalam kondisi
cuaca yang paling minim, yang tidak mungkin
dilakukan secara visual. ILS hanya akan bermanfaat jika pesawat terbang
dilengkapi dengan system penerima gelombang ILS yang dipancarkan dari Bandar
udara tujuan dan sebaliknya .
Salah
satu indicator instrument ILS adalah yang menayangkan dua buah garis vertical
dan horizontal. Garis vertical menunjukan posisi pesawat terhadap garis tengah
landasan, sedangkan garis horizontal menunjukan slope (sudut) pesawat. Bila
pesawat berada tepat pada posisi ILS maka kedua garis tersebut akan saling
berpotongan tepat ditengah-tengah nya.
Contoh:
Dalam kondisi normal,
dibandara polonia medan biasa nya pesawat terbang holding diatas medan VOR untuk mendapatkan giliran mendarat. Saat
itu pesawat terbang menyesuaikan frekwensi ILS dengan frekwensi ILS yang
dipancarkan oleh bandara tujuan. Setelah mendapatkan ijin dari ATC, penerbang
mulai menerbangkan pesawatnya mengikuti jalur ILS setelah semua peralatan
diatur dan ijin pendaratan telah diberikan, penerbang mulai descend hingga ketinggian 2500 feet dan
mulai memasuki jalur localizer ILS.
Bila pesawat
berada pada posisi 5 MDN localizer menunjukan posisi pesawat terhadap garis
tengah landasan. Pada posisi 3MDN pesawat harus sudah melakukan intercept slope dan localizer. Instrument dicocpit menunjukan garis
vertical dan horizontal berpotongan tepat ditengah-tengah nya.
Posisi ini harus
tetap dipertahankan hingga pesawat berada pada decision altitude yang berada pada keinggian + 315 feet. Jika pada ketinggian tersebut secara visual penerbang
belum melihat landasan tujuan , maka penerbang harus melakukan procedure missed approach yaitu
membatalkan pendaratan dengan menaikan pesawat hingga ketinggian yang
ditentukan dan mencoba lagi.
III. 2. ILS
PADA PESAWAT BOEING 737 – 300/400/500
ILS merupakan
alat bantu pendaratan yang fungsi nya sebagai alat bantu presisi yang digunakan
untuk memandu pesawat agar dapat mendarat dengan aman dalam kondisi cuaca yang
paling minim, yang tidak mungkin
dilakukan secara visual. ILS hanya akan bermanfaat jika pesawat terbang
dilengkapi dengan system penerima gelombang ILS yang dipancarkan dari Bandar
udara tujuan dan sebalik .
Salah satu indicator
instrument ILS adalah yang menyang dua buah garis vertical dan horizontal.
Garis vertical menunjukan posisi pesawat terhadap garis tenagah landasan,
sedangakn garis horizontal menunjukan slope (sudut) pesawat. Bila pesawat
berada tepat pada posisi ILS maka kedua garis tersebut akan saling berpotongan
tepat ditengah-tengah nya. Terdapat tiga komponen ILS pada pesawat, yaitu
marker beacon, glide slope, dan localizer. Marker beacon ditunjukkan pada Two indicator like assemblies, glide slope dan localizer ditunjukkan pada Stanby Atitude / ILS indicator atau
pada Electronic Atitude Director
Indicator (EADI).
Gambar. 1. 04. VOR/ILS Navigation System Component Location
Gambar. 1. 05. VOR/ILS Navigation System
indicator
1. Marker
Beacon System
Marker beacon system berfungsi memberikan tanda dan
petunjuk secara visual dan aural ketika pesawat terbang melintas
atau terbanag diatas pemancar marker
beacon (ground base marker beacon Tx).station
pemancar marker beacon yang berada di ground
memancarkan narrow beams yaitu RF
signal pada frequency masing-masing
400,1300, atau 3000 Hz.
Sinyal akan membuat lampu menyala secara tepat pada saat
pesawat terbang melintasi stasion pemancar Tx. Tanda tersebut menunjukan posisi
yang tepat dan specific selama navigasi dar point ke point. Tanda
tersebut juga memberikan petunjuk jarak yang benar terhadap runway selama landing approach.
Marker beacon system terdiri dari 4
komponen utama, yaitu;
a. Receiver
b. Antenna
c. Two indicator like
assemblies
d. Hight/ low sensivity switch
Station
pemancar Tx marker beacon memancarkan
sinyal RF 75 Hz diatur dengan
masing-masing 400, 1300, dan 3000 Hz audio. Tanda audio (keyed) dan light (doth
dan dhases) merupakan tanda identifikasi yang digunakan sampai final approach.pada runway. Lokasi outer marker kira – kira 6,5 km dari
ujung runway. Ketika pesawat melintasi
outer marker maka lampu biru akan
menyala di panel instrument pada frekwensi 400 Hz dan sebuah nada dilanjutkan
dengan dhases yang terdengar pada interphone.
Lampu middle marker akan menyala amber pada
frekwensi 1300 Hz, dan terdapat suara alternate
dots dan dhases . middle marker berlokasi kira – kira
1067m dari ujung runway. Inner marker
akan menyala putih yaitu pada frequency 3000 Hz pada saat pesawat melintasi
pemancarnya. Dengan melihat tanda tersebut (visual dan aural) maka fligh crew dapat menentukan posisi final approach di runway.
Gambar. 1. 06. Marker Beacon System Component Location
Gambar. 1. 07.
Indicator Light Marfker Beacon
Gambar. 1. 09. Marker Beacen Receiver
Gambar..
1. 10. Marker Beacon System
Gambar.
1.11. Marker Beacon System Block Diagram
1. Glide slope
Glide slope (G/S)
antenna dengan dua output ports dengan horizontal polarized unit
yang dipasang di atas antenna weather
radar pada nose radome. Pada antenna glide slope terdapat director bar yang
merupakan passif element yang
digunakan untuk merubah G/S seperti unit
navigasi yang memiliki sensifitas glide
slope yang tinggi. Director bar terdiri dari 13 inch stip
yang terbuat dari aluminium foil,
pressure sensitive tap , terpasang secara horizontal di samping nose radome kira kira 22 inch di depan
dari bagian akhir pada nose radome
bagian tengah.
Gambar. 1. 12. Glide Slope Antena Installation
1. Localizer
Localizer antenna dengan dua RF output port di pasang pada nose radome di bawah weather antenna. RF port terhubung dengan ILS relay yang terpisah untuk
menyediakan RF signal untuk navigation
unit.
Gambar. 1. 13. Localizer Antenna Installation
di SMK penerbangan dirgantara curug sampai detil gini ya ternyata pelajaran alat navigasinya,
ReplyDeleteojt dimana ? Hanggar budiarto sempet ?